Rintihan Hati sang
Gadis Desa
Ia menggema…
Terseret segumpal
asa
Menatap dengan
rona berkaca
Menapak jejak
kenangan tua
Terhempas di
lautan duka
Kini ia
merana…
Sepi
dan hening
Merobek
kalbu nan kering
Tanah
pun mulai gersang
Seiring
mimpi yang mulai terbang
Jauh…
melesat ke pagar perang
Melampaui
desiran lautan karang
Ku rindu semangat
juangnya
Di mana aku dan
dia bersama
Menimba ilmu dan
menjelajahi dunia
Bersama gadis desa
Tapi apalah daya
Ia tertumbuk mala
petaka
Tapi
kini jalan tlah buntu
Yang
ia kenal hanyalah batu
Memukul
batu tak kenal waktu
Menelusuri
terjalnya kalbu
Mengarungi
samudra kelabu
Serta
berjalan di atas tabu
Kini harapannya
tlah sirna
Mimpi yang ia
bangun menjadi basa
Asanya sudah tak
bernyawa
Dan hanya kenangan
yang tersisa
Menyelimuti
ingatannya
Membasuh duka dan
lara
Janji
tinggallah janji
Janji
tuk menaungi
Indahnya
embun pagi
Menggertak
hujan ini
Bermain sepita
tali
Tak berdetak tak
bernyali
Di manakah harapan
Tak ada yang
berikan
Apakah masih ada
bantuan?
Untuk anak yang
tak berpendidikan
Jalan hidupnya
sangatlah mengerikan
Dari hari, bulan
dan beranjak tahun
Mimpinya
hilang tanpa jejak
Ke
mana ia berpijak?
Kapan
ia bias dididik?
Kapan
ia bias sudah beranjak?
Jalan
hidupnya kelak
Demi
membayar pajak
Ia terduduk…
Hatinya mulai
menunduk
Ia terpuruk
Meratapi nasibnya
yang buruk
Kini batinnya
mulai kantuk
Mata beningnya
terpengkuk
Sekolah…
Ia
ingin sekolah
Tapi
ibunya yang susah
Seorang
insan yang terperangah
Menghadapi
dunia nan megah
Laksana
pena nan menggugah
Ya Tuhan…
Berilah ia harapan
Dengan beribu-ribu
jalan
Ya Tuhan…
jangan biarkan
Ia semakin
menderita
Untuknya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar