Jumat, 10 April 2015

Puisi Rintihan Hati sang Gadis Desa

Rintihan Hati sang Gadis Desa

 

Ia menggema…

Terseret segumpal asa

Menatap dengan rona berkaca

Menapak jejak kenangan tua

Terhempas di lautan duka

Kini ia merana…

            Sepi dan hening

            Merobek kalbu nan kering

            Tanah pun mulai gersang

            Seiring mimpi yang mulai terbang

            Jauh… melesat ke pagar perang

            Melampaui desiran lautan karang

Ku rindu semangat juangnya

Di mana aku dan dia bersama

Menimba ilmu dan menjelajahi dunia

Bersama gadis desa

Tapi apalah daya

Ia tertumbuk mala petaka

            Tapi kini jalan tlah buntu

            Yang ia kenal hanyalah batu

            Memukul batu tak kenal waktu

            Menelusuri terjalnya kalbu

            Mengarungi samudra kelabu

            Serta berjalan di atas tabu

Kini harapannya tlah sirna

Mimpi yang ia bangun menjadi basa

Asanya sudah tak bernyawa

Dan hanya kenangan yang tersisa

Menyelimuti ingatannya

Membasuh duka dan lara

            Janji tinggallah janji

            Janji tuk menaungi

            Indahnya embun pagi

            Menggertak hujan ini

Bermain sepita tali

Tak berdetak tak bernyali

Di manakah harapan

Tak ada yang berikan

Apakah masih ada bantuan?

Untuk anak yang tak berpendidikan

Jalan hidupnya sangatlah mengerikan

Dari hari, bulan dan beranjak tahun

            Mimpinya hilang tanpa jejak

            Ke mana ia berpijak?

            Kapan ia bias dididik?

            Kapan ia bias sudah beranjak?

            Jalan hidupnya kelak

            Demi membayar pajak

Ia terduduk…

Hatinya mulai menunduk

Ia terpuruk

Meratapi nasibnya yang buruk

Kini batinnya mulai kantuk

Mata beningnya terpengkuk

            Sekolah…

            Ia ingin sekolah

            Tapi ibunya yang susah

            Seorang insan yang terperangah

            Menghadapi dunia nan megah

            Laksana pena nan menggugah

Ya Tuhan…

Berilah ia harapan

Dengan beribu-ribu jalan

Ya Tuhan… jangan biarkan

Ia semakin menderita

Untuknya…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar