Jalinan Kasih
Landhang dan Ronggeng
Kala senja
tenggelam dan berselimut malam
Ribuan pasang mata
memandang, tajam menghujam
Sorak-sorai
membahana
Menyaksikan
persembahan dari mu sepenuh jiwa
Riasan wajah merah
nan memesona, tampan lagi perkasa
Satu landang
dengan pasukan berkudanya
Menari-nari dengan
gagahnya
Kuda lumping
namanya
Ketika kendang,
saron dan gong ditabuh niyaga
Musik menghentak
menggugah naluri jaran kepangku
Blang genthak
thung thung gling…
Thong… kling
thong… thong… kling thong… Gong…
Penari ronggeng
yang cantik jelita
Dengan busana bak putri
raja
Selendang,
nyamping dan kebaya menghiasi raganya
Senyuman tulus,
tarian lemah gemulai menyejukkan jiwa
Membuat semua
terpaku, terpana dan terpesona
Ketika malam
terselubung alunan gamelan
Landhang dan
ronggeng menari tegak beraturan
Cetheeerrr!
Cetheeerrr!
Pecut menggelegar
menggetarkan angkasa
Mempercepat lagi
degup jantung yang hampir mereda
Lalu muncullah
setan berwajah seram menakutkan
Kuku panjang
lancip, laksana jarum runcing menantang
Rambut putih
acak-acakan
Dengan api dendam
membara
Leak namanya
Semua
porak-poranda karena ulah leak si angkara
Bagai petir
melecut bumi
Penari-penari
kecil nyali
Hadapi sang leak
hilang kendali
Hanya sang
landhang seorang diri
Tetap berdiri
kokoh, gagah berani
Betapa besar
pengorbanannya
Demi cinta dan
kejayaannya
Bertarung melawan
leak durjana
Berlaga di atas
panggung sandiwara
Semua tahu siapa
yang akan merdeka
Semua tahu siapa
yang memenangkan cinta
Landhang berdiri
dengan kokohnya
Mengangkat kedua
tangannya
Memekikkan Jaya!
Jaya! Jaya!
Akhirnya kejahatan
kalah oleh kebenaran
Si muka suram
pergi tak datang lagi
Tinggallah
landhang dan ronggeng kini
Menari-nari
bersama penuh suka cita
Tuk rayakan
kemenangannya
Di tengah lautan
manusia
Amboi! Manis
sekali budayaku ini
Sayang jika sirna
dari bumi pertiwi
Walau budaya manca
digeluti
Walau kita
generasi masa kini
Jangan lupakan
nguri-uri
Budaya adi luhung
negeri sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar