Kamis, 09 April 2015

NASKAH DRAMA RAMAYANA episode Penculikan Dewi Shinta

RAMAYANA

Episode Penculikan Dewi Shinta

 

 

            Dikisahkan seorang wanita cantik bernama Shinta tinggal di Hutan Dandaka. Ia tinggal di hutan belantara bersama suaminya Raden Rama Wijaya dan Adik iparnya Lesmana. Mereka tinggal di Hutan Dandaka karena dibuang dari kerajaan Ayodya oleh Raja Dasarata atas permintaan istrinya, Kaikeyi. Dasarata dan Kaikeyi adalah orang tua angkat Rama. Dasarata terpaksa menuruti permintaan istrinya karena telah terikat sumpah. Sebagai anak yang berbakti, Rama menuruti permintaan orang tua tirinya. Mereka dibuang di Hutan Dandaka selama 14 tahun.

            Suatu hari, seorang raksasa bernama Prabu Rahwana mengintai keberadaan mereka bertiga. Rahwana adalah Raja dari Kerajaan Alengkadiraja. Dia melihat kecantikan Dewi Shinta dan berniat membawa ke istananya dan dijadikan permaisurinya. Rahwana memiliki siasat untuk menculiknya dengan mengubah seorang prajuritnya bernama Marica menjadi seekor kijang.

Rahwana          : Hai kroco! Kesini!

Marica              : Saya Baginda Raja?

Rahwana          : Ya, kamu! Siapa namamu?

Marica              : Marica, Baginda.

Rahwana          : Masih saudara sama ketumbar?

Marica              : Itu Merica baginda.

Rahwana          : Oh sudah diganti ya?

Marica              : Sudah lama baginda, sejak Galang Candi I diadakan.

Rahwana          : Hmmm.. begitu to?

Marica              : Iya.

Rahwana          : Begini Merica...

Marica              : Marica, Baginda.

Rahwana          : Oh iya, begini... kamu prajurit dari kesatuan apa?

Marica              : Bagian intel, Baginda.

Rahwana          : Kamu bisa menyamar?

Marica              : Itu keahlian saya.

Rahwana          : Bagus. Kamu bisa menyamar jadi kijang?

Marica             : Kijang apa Baginda? Kijang Inova?

Rahwana          : Ah, terlalu mewah, kijang kencana saja.

Marica              : Kijang kencana? Jadi saya harus menyamar jadi hewan?

Rahwana          : Betul, bisa kan?

Marica              : Saya coba, Baginda!

Rahwana          : Bagus, segeralah menyamar.

Marica              : (membaca mantra) Mya myo mya myo myaaaaaa....... hap..

Rahwana          : Kok belum berubah!

Marica              : Maaf, ada kesalahan teknis, saya lupa mantranya.

Rahwana          : Kamu ini bagaimana! Lupa atau tidak tahu!

Marica              : He he he, maaf tuan saya tidak tahu...

Rahwana          : Makanya, kalau sekolah itu di SMA Muntung, biar pinter, jangan di tempatyang lain...

Marica              : Iya Baginda..

Rahwana          : Sudah sini, saya saja yang ngasih mantra.... (membaca mantra) ridikulus....

 

Mantra Rahwana berhasil mengubah Marica menjadi seekor kijang kencana. Rahwana memang menguasai banyak mantra karena ia adalah penggemar berat film Harry Potter.

Sementara itu, Rama, Shinta, dan Lesmana sedang asyik mengobrol. Sepertinya topik pembicaraan mereka sangat menarik.

Shinta               : Kakang Rama, apakah Kakang benar-benar cinta kepadaku?

Rama                : Tentu saja, aku akan melakukan apapun untukmu.

Shinta               : Benarkah? Kakang akan melakukan apapun?

Rama                : Tentu saja, kamu mau apa? Katakan saja!

Shinta               : Gini kakang... kita kan sudah lama tinggal hutan..

Rama                : Trus..?

Shinta               : Aku ingin Kakang mencarikanku sesuatu..

Rama                : Apa itu? Katakanlah Adinda!

Shinta               : Kalau malam, di sini dingin dan banyak nyamuk, carilah rumah kontrakan Kakang.

Rama                : Apa!!! Rumah kontrakan????

Shinta               : Iya Kakang...

Rama                : Adindaku yang cool, yang gaul, dan yang fungky... bukannya Kakang menolak permintaanmu, tetapi....

Shinta               : Tetapi apa? Itu kan permintaan yang sepele...

Rama                : Iya, tapi Kakang lupa bawa KTP, Kakang takut nanti kita disangka teroris...

Shinta               : O, itu masalahnya, coba kamu tanya adikmu, siapa tahu dia bawa KTP.

Rama                : Kamu betul Adinda. (memanggil Lesmana) Lesmana... Ke sini sebentar?

Lesmana          : Ada apa sih?

Rama                : Kamu bawa KTP tidak?

Lesmana          : KTP? Sebentar aku periksa dulu... ah ini dia..

Shinta               : Asyik, kita jadi ngontrak..

Rama                : Tunggu sebentar, masa berlakunya sudah habis.

Lesmana          : Coba lihat, ah sial.

Shinta               : (merengek-rengek) aaaa... pokoknya ngontrak... ngontrak...

 

Tiba-tiba seekor kijang kencana lewat di depan mereka. Shinta berhenti merengek dan terpesona oleh keindahan kijang itu.

 

Shinta               : Kakang lihat kijang itu, cantiiiik sekaliiiii.... Tangkap dia Kang...

Rama                : Baik, Adinda, Aku akan menangkapnya, asal kamu tidak minta lagi rumah kontrakan.

Shinta               : Iya Kakang...

Rama                : Enelan... Ciyus... Mi apa?

Shinta               : Ciyus.. Ciyus..

Lesmana          : (melihat kelakuan kedua kakaknya) capeee deeehhh...

Rama                : Lesmana, tolong jaga Adinda Shinta..

Lesmana          : Iya Kakak, berhati-hatilah.

Rama                : Jaga dirimu baik-baik Adinda.

Shinta               : Iya Kakang... hati-hati juga...

Rama mengejar kijang kencana itu. Sementara Shinta dan Lesmana menunggunya.

Satu jam kemudian ....

Dua jam kemudian ....

Tiga jam kemudian ....

Empat jam kemudian …..

Shinta               : Cukup, cukup (mendorong narator). Lesmana aku mulai mengkhawatirkan kakakmu.

Lesmana          : Aku juga.

Shinta               : Kalau begitu susul dia.

Lesmana         : Tapi, bagaimana denganmu Kak Shinta?

Shinta               : Jangan mengkhawatirkanku, aku bisa jaga diri..

Lesmana          : Baiklah, sebelum aku meninggalkanmu, aku meminta Kak Shinta agar tidak keluar dari lingkaran yang kubuat, apapun yang terjadi. (membuat lingkaran menegelilingi (tubuh Shinta)

Shinta               : Baik, aku akan menuruti perintahmu itu.

Lesmana          : Baiklah, aku pergi dulu..

Shinta               : Hati-hati Lesmana...

 

Sementara itu, dari persembunyiannya, Dasamuka melihat Shinta sendirian. Ia mulai mengatur siasat untuk menculik Shinta. Usahanya selalu gagal karena dia tidak mampu menembus lingkaran yang dibuat oleh Lesmana. Sampai akhirnya Dasamuka menyamar menjadi seorang Bharmana Tua. Ridikulus...

 

Shinta               : Hai kakek tua, kasihan sekali kamu...

Dasamuka       : Iya Tuan Puteri... kasihanilah aku...

Shinta               : Kamu belum makan?

Dasamuka       : Belum Tuan Puteri...

Shinta               : Aku juga.. Aku mau beli bakso tapi aku tidak bisa meninggalkan lingkaran ini.

Dasamuka       : Ooo... lingkaran ini ya??

Shinta               : Ah, aku punya ide.

Dasamuka       : Ide apa itu?

Shinta               : Aku beri kamu uang, nanti kamu beli bakso 4 porsi buat aku tiga dan kamu satu, bagimana?

Dasamuka       : Cantik-catik rakus juga...

Shinta               : Apa?

Dasamuka       : Eh, Tidak apa-apa, maksud saya, buat saya dua porsi dan buat tuan puteri dua porsi, bagaimana, deal?

Shinta              : (tanpa sadar tangan Shinta langsung menyalami tangan Dasamuka) Deal... (Dengan cepat, Dasamuka menarik Shinta keluar dari lingkaran) toloooong....tolooooong aku diculik.....

Dasamuka       : ha... ha... ha...

 

Nah penonton... berhati-hatilah. Sekarang sedang marak perdangan manusia. Anda harus hati-hati terhadap orang yang tidak Anda kenal. Jangan sampai Anda menjadi korban penculikan seperti yang dialami Shinta. Di tengah perjalanan menuju istana Alengkadiraja, Dasamuka dihadang oleh seekor burung garuda bernama Jatayu. Jatayu hendak menolong Dewi Shinta. Jatayu dapat menegenali Shinta karena Jatayu adalah teman baik ayah Dewi Shinta.

 

Dasamuka       : Hei... minggir kamu!

Jatayu               : Serahkan Dewi Shinta kepadaku!

Dasamuka       : Hua ha.. ha.. ha..(tidak bisa berhenti tertawa)

Jatayu               : Kamu kenapa?

Dasamuka       : (menunjukkan mulutnya yang kram)

Jatayu               : (menolong Dasamuka memperbaiki possisi mulutnya)

Dasamuka       : Kurang ajar, kamu berani-beraninya menghalangiku.

Jatayu               : Serahkan dia atau aku akan menghajarmu.

Dasamuka       : Baik, kulayani tantanganmu!

 

Dasamuka bertarung dengan Jatayu. Pertarungan berlangsung dengan sengit. Akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Rahwana dan Jatayu terluka parah. 

Kembali ke TKP... Lesmana berhasil menemukan Rama setelah bertempur dengan kijang kencana yang ternyata adalah jelmaan raksasa.

 

Lesmana          : Kak Rama, kamu tidak apa-apa?

Rama                : Aku tidak apa-apa. Lesmana, kenapa kamu menyusulku?

Lesmana          : Aku disuruh oleh Kakak Shinta.

Rama                : Kenapa kamu menurutinya? Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya?

Lesmana          : Aku dan Kak Shinta mengkhawatirkanmu..

Rama                : Sudahlah, kita segera kembali...

 

Rama dan Lesmana kembali ke tempat Shinta, namun mereka tidak menemukan Shinta.

 

Rama                : Adinda Shinta, kamu di mana?

Lesmana         : Kak Shinta...!

Rama                : Adinda Shinta..!

Lesmana          : Tadi aku menyuruh Kak Shinta untuk tetap di dalam lingkaran, pasti dia sudah melanggarnya.

Rama                : Ah, gawat... dia pasti dalam bahaya.

Lesmana          : Kak Rama, ayo segera kita cari Kak Shinta!

Rama                : Baiklah, aku mulai mengkhawatirkannya...

 

Di tengah jalan, mereka bertemu dengan Jatayu yang terluka parah. Rama mencurigai Jatayu yang menculik Shinta. Dengan penuh emosi, Rama hendak membunuhnya, tetapi berhasil oleh Lesmana. Dari keterangan Jatayu, mereka mengetahui bahwa yang menculik Shinta adalah Rahwana. Setelah menceritakan semua, akhirnya burung garuda ini meninggal. Rama dan Lesmana berangkat ke kerajaan     Dasamuka. Ditengah jalan mereka bertemu Hanuman, seekor kera putih. Hanuman mempunyai masalah dengan keluarganya. Rama berhasil membantu Hanoman menyelesaikan persoalan yang dialami oleh keluarga Hanoman. Karena merasa berhutang budi, Hanoman bersedia membantu Rama menemukan Shinta.

 

Hanoman         : Tuanku Rama, sudilah kiranya hamba mengabdi pada tuan!

Rama                : Hanoman, sebenarnya aku sedang mengalami masalah.

Hanoman         : Masalah apa tuanku, masalah cewek?

Rama                : Kok tau.

Hanoman         : Tuan kan ganteng, tidak seperti saya...

Rama                : Oh, syukurlah kalau kamu menyadari itu.

Hanoman         : Ya iyalah tuan, ngemeng-ngemeng, masalah apa yang tuan hadapi?

Rama                : Begini Man...

Hanoman         : Kok Man?

Rama                : Namamu Hanoman, kan?

Hanoman         : Oh Iya ya.. Bagaimana tuan?

Rama                : Istriku diculik.

Hanoman         : Apa? Siapa yang menculik?

Rama                : Seorang raksasa bernama Dasamuka.

Hanoman         : Dasamuka?

Rama                : Kamu tahu?

Hanoman         : Ya, dia adalah Raja Alengkadiraja.

Rama                : Kamu tahu tempatnya?

Hanoman         : Tahu tuan, biarlah saya yang ke sana menemui istri tuan.

Rama                : Terimakasih Man, kau memang kera yang baik.

Hanoman         : Bagaimana ciri-ciri istri tuan?

Rama                : Dia cool...

Hanoman         : Cool..

Rama                : Dia gaul..

Hanoman         : Gaul...

Rama                : Dia fungky..

Hanoman         : Fungky..

Rama                : Dan yang pasti dia cantik....

Hanoman         : Mmmm... cantik... Ini? (menunjukkan foto Shinta)

Rama                : Waaaaa... Betuuuul.. dia istriku (berkaca-kaca), ternyata kamu tau banyak...

Hanoman         : Hanomaaannn.

Rama                : Baiklah kalau begitu, segeralah temui dia...

Hanoman         : Dengan senang hati melayanimu tuan.

Rama                : Berhati-hatilah.....

Hanoman         : Hamba mohon diri.

 

Akhirnya Hanoman membawa pasukan ke Alengkadiraja. Anoman berhasil mengobrak-abrik kerajaan Alengkadiraja dan membakarnya. Kemudian Rama menyusul pasukan Hanoman dan menjemput Shinta dengan kemenangan gilang-gemilang. Rama berhasil menemukan cintanya kembali. Rama dan Shinta bersatu kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar