Kamis, 09 April 2015

NASKAH DRAMA ARJUNA MENCARI CINTA

NASKAH DRAMA

ARJUNA MENCARI CINTA

(VERSI SEKOLAH SATU ATAP)

 

Para Pemain:

Arjuna : pria ganteng yang cukup pintar, dia dikenal sebagai seorang playboy.

Durna : guru Arjuna, memiliki sifat agak pelupa.

Krisna : sahabat dekat arjuna, selalu menemani Arjuna di mana pun.

Anggraini : gadis cantik yang cukup setia pada kekasihnya, tinggal di Paranggelung.

Ekalaya : kekasih Anggraini, sangat pintar dan cerdik.

Srikandi : wanita cantik, baik hati, dan pintar. Dia tinggal di Pancala.

Gandawati : ibu Srikandi, berwatak tegas.

Drupada : ayah Srikandi, penyabar dan bijaksana.

Cinta : wanita yang bersembunyi di balik topeng.

ADEGAN I

Diceritakan Arjuna telah lulus ujian di Sekolah Menengah Pertama Negeri Astina satu atap. Setelah lulus, dia berpikir keras untuk menentukan langkah terbaik untuk masa depannya. Dia sering curhat pada sahabatnya Krisna tentang hal itu. Tetapi nampaknya jawaban-jawaban dari sahabatnya kurang memuaskan hatinya. Hingga akhirnya, arjuna memutuskan untuk menemui guru spiritualnya Durna. Singkat cerita dia menemui gurunya di kediamannya. Tanpa Arjuna sadari, sahabatnya Krisna mengikutinya secara diam-diam.

ARJUNA

Guru, muridmu telah berhasil menempuh ujian.

DURNA

Bagus, bagus muridku, kau memang bisa kuandalkan.

ARJUNA

Lalu, apa yang harus saya lakukan selanjutnya, guru?

DURNA

Muridku, sekarang kamu harus menerima tugas penting dariku.

ARJUNA

Tugas apa itu guru?

DURNA

Kamu harus pergi ke barat.

ARJUNA

Pergi ke barat?

DURNA

Kamu harus menuju ke barat untuk mengambil kitab suci.

ARJUNA

Mengambil kitab suci?

DURNA

Ya, segeralah laksanakan tugas ini muridku Sun Go Kong!

ARJUNA

Maaf guru, saya Arjuna bukan Sun Go Kong. (bingung)

DURNA

Lho, bukannya kamu adalah kera sakti? (ikut bingung)

ARJUNA

Aduuuuh guru..... kita kan lagi pentas Arjuna Mencari Cinta, bukan kera sakti?

DURNA

Weleh-weleh... ini pentas drama Arjuna Mencari Cinta to? Waah maafkan gurumu yang sudah pikun ini ya... guru kan sudah tua.

(lagu ABG tua)

DURNA

Lho.. lho.. lho aku kok dikatakan ABG tua. Tadi aku kan hanya bilang kalau aku ini orang tua yang sudah pikun, bukan ABG tua. Dasar operator lagu kurang ajar...uhuk uhuk (marah-marah pada operator musik kemudian terbatuk-batuk)

ARJUNA

Sabar... sabar Guru, itu kan hanya lagu. Tidak usah dimasukkan dalam hati. Sebaiknya guru jangan terpancing emosi.

DURNA

Coba kalau aku masih muda, kutantang duel kamu!

ARJUNA

Sudahlah Guru, daripada marah-marah lebih baik pikirkan nasib muridmu ini!

DURNA

Uh hampir lupa. Begini muridku.... sebelum pergi, bawalah bekal ini. Jagalah baik-baik, bekal itulah yang akan menuntunmu. (memberikan tas kepada Arjuna)

 

ARJUNA

Terima kasih guru. Lalu, apa yang harus aku lakukan?

DURNA

Tugas kamu adalah mencari cinta.

ARJUNA

CINTA !!!!??? (terkejut)

DURNA

Ya, cinta... ha.. ha.. ha.. (menghilang).

ARJUNA

Guru tunggu.. aku belum mengerti.. tungguuuu... (mencoba mengejar gurunya tetapi gal, lalu terdiam sejenak) Ahh.. guru menghilang, padahal belum jelas apa yang harus saya lakukan. (Arjuna mondar-mandir kebingungan sambil berpikir keras).

KRISNA

(bersembunyi di balik pohon)

ARJUNA

Hmmm... ada yang aneh.

KRISNA

(bergerak-gerak di balik pohon)

ARJUNA

Hei, apa itu?

KRISNA

Pohon!

ARJUNA

Oh, hanya pohon.

KRISNA

Hi.. hi.. hi.. dia tidak tahu!

ARJUNA

Ya, aku memang tidak tahu, bingung, dan .... eh siapa itu? Mata-mata kuhajar kau! (menyeret Krisna dari balik pohon)

KRISNA

Arjuna, ini aku Krisna.

ARJUNA

Krisna, apa yang kau lakukan di sini?

KRISNA

Sebenarnya aku ingin mengajakmu pergi, tapi nampaknya kamu sedang serius berbincang dengan gurumu. Jadi aku tunggu saja di balik pohon.

ARJUNA

Ya, begitulah. Aku ke sini untuk minta beberapa petuah dari guruku. Aku bingung harus melangkah ke mana setelah lulus ujian.

KRISNA

Jadi apa kata gurumu tadi?

ARJUNA

Itulah yang aku pikirkan sekarang. Guru memberikan bekal ini kepadaku (menunjukkan tas kepada Krisna) beliau menyuruhku untuk mencari cinta. Tapi aku bingung cinta siapa, di mana, apa, bagaimana, kapan, kenapa?

KRISNA

Wah rumit juga sepertinya.

ARJUNA

Sebagai sahabatku, apakah kamu punya solusi untuk masalahku ini?

KRISNA

(berpikir sejenak) Begini saja, kita cari sama-sama. Aku akan menemanimu mencarinya. Aku yakin, dengan kesungguhan kita akan berhasil menemukannya.

ARJUNA

Tapi, aku sendiri tidak yakin.

KRISNA

Sudahlah, hilangkan kebimbanganmu. Kita segera laksanakan tugas dari gurumu.

ARJUNA

(menghela nafas) Baiklah, terima kasih Krisna, kau memang sahabat sejatiku.

KRISNA

Itulah gunanya sahabat, sekarang mari kita pulang. Kita siapkan segala sesuatunya. (pulang)


 

ADEGAN II

Arjuna dan Krisna berangkat menunaikan tugas. Sesuai petunjuk buku-buku kuno, mereka berangkat menuju arah terbitnya matahari. Mereka berangkat membawa tas ransel yang diberikan oleh Guru Durna kepada Arjuna. Inilah awal petualangan mereka.

ARJUNA

Siap graaak! Majuu jalan! (Arjuna dan Krisna berjalan seperti tentara yang berbaris)

ARJUNA (menghentikan langkahnya)

Krisna, kamu yakin arah yang kita tuju benar?

KRISNA

Jangan pernah meragukan aku Arjuna. Sebelum aku memutuskan arah perjalanan kita, aku telah banyak membaca buku-buku dan kitab-kitab di perpustakaan sekolah kita.

ARJUNA

Mudah-mudahan saja tidak ada rintangan yang menghalangi perjalanan kita.

KRISNA

Tentu saja, aku berpikir bahwa tugas yang diberikan oleh Guru Durna adalah tugas mulia.

ARJUNA

Sepertinya kita butuh istirahat sekarang, lihat ada sebuah pohon besar di sana. Ayo kita ke sana.

KRISNA

Istirahat sekarang? (melihat Arjuna dengan heran)

ARJUNA

Iya, kenapa kamu nampak keheranan? Bukankah kita sudah berjalan cukup jauh?

KRISNA

Capek deeehh... kita kan baru saja meninggalkan Astina, tuh gapuranya saja masih kelihatan.

ARJUNA

Aku pikir kita sudah mendaki gunung dan melewati lembah....

KRISNA

Kamu ini gagah, ganteng, tapi sayang agak oon.

ARJUNA

He... he.. maklumlah dulu aku sering bolos sekolah, apalagi kalau lagi musim tembakau.

 

KRISNA

Jadi, bagaimana ini? Kita akan istirahat sekarang?

ARJUNA

Seorang ksatria tidak akan menarik kata-katanya, sekali istirahat tetap istirahat.

KRISNA

Terserahlah, kamu kan bossnya.

ARJUNA

Siap grak! Bubar jalan!

(Krisna dan Arjuna menuju ke bawah pohon)

Tiba-tiba seorang perempuan lewat di depan mereka.

ARJUNA

Hei lihat, ada perempuan cantik. (lalu berdiri mendekati perempuan itu)

KRISNA

Ah dasar mata keranjang. (duduk bersandar sambil mengibas-ngibaskan topinya)

ARJUNA

Hai cantik.. namaku Arjuna? Boleh kenalan?

CINTA

Hai, Arjuna yang ganteng.. boleh dong..

ARJUNA

Buah manggis enak rasanya, Adik manis siapa namanya?

CINTA

Namaku Cinta.

ARJUNA & KRISNA

Haaa... Cinta? (menari-nari kegirangan)

ARJUNA

Krisna, tak kusangka begitu mudahnya mendapatkan Cinta.

KRISNA

Tapi Arjuna, aku masih belum yakin dengan cinta yang ini.

 

ARJUNA

Belum yakin bagaimana? Lihat saja dia, begitu sempurna, dia begitu indah, bukankah begitu Cinta-ku? (mencium tangan Cinta)

KRISNA

Tapi...tapi..

ARJUNA

Sudahlah, aku sudah yakin dengan apa yang aku dapat. Tentunya guru akan senang aku telah berhasil mengemban amanatnya.

KRISNA

Pikirkanlah lagi Arjuna, jangan sampai....

ARJUNA

Cukup! Sekarang belikan aku rokok, beli rokok merk Cemoro Filter yang isinya 13, kalau belum dapat, jangan kembali!

KRISNA

(Menghela napas) Baiklah kalau itu maumu, uangnya?

ARJUNA

Kembaliannya buat kamu. (memberikan uang Rp 1000, dengan agak dongkol Krisna pergi).

Adik Cinta, tahukah kau apa yang kurasakan saat ini? Begitu melihat wajahmu, hatiku terasa terbang di awang-awang. Wajahmu melebihi cantiknya bidadari...

CINTA

Memangnya Aa’ Arjuna sudah pernah melihat bidadari?

ARJUNA

Hehe.. kalau bertemu langsung belum sih... Tapi aku pernah lihat di iklan TV..

CINTA

Oh... Iklan deodoran ya..

ARJUNA

He.. he.. iya..

KRISNA

Arjunaa... tadi kamu pesan rokok apa?

ARJUNA

Ih.. ganggu aja. ROKOK CEMORO FILTER ISI 13.

KRISNA

Ooo ya..

ARJUNA

Itulah temanku, pelupa...

By the way... aku mau menyanyikan sebuah lagu untuk kamu.

CINTA

Ah ‘Aa romantis banget.

ARJUNA

(Menyanyikan lagu untuk Cinta)

CINTA

Betapa merdu suaramu, sampai aku tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.

ARJUNA

Apa yang aku nyanyikan adalah ungkapan isi hatiku.

CINTA

Emm.. Aku sungguh bahagia bertemu denganmu. Jujur saja aku merasa nyaman berada di sampingku, tetapi...

ARJUNA

Tetapi apa Cinta?

CINTA

Bolehkah aku berterus terang kepadamu?

ARJUNA

Tentu saja.

CINTA

Sebenarnya aku....

ARJUNA

Kamu kenapa, katakan saja?

CINTA

Dulu ayah ibuku ingin sekali punya anak perempuan..tapi..

ARJUNA

Tapi...?

CINTA

Aku adalah LAKI-LAKI... (membuka topengnya)

ARJUNA

Apa...... (Pingsan)

CINTA

Beginilah cinta, deritanya tiada akhir....


 

ADEGAN III

Pada adegan berikut, telah sampailah cerita ini pada sebuah tempat yang terkenal dengan industri rokoknya. Di sini para petani tembakau menyetorkan hasil panennya. Di sini banyak sekali pabrik-pabrik rokok besar. Rokok-rokok inilah yang sering menjadi sponsor utama pertandingan sepak bola. Daerah ini bernama Paranggelung. Disinilah hidup seorang pengusaha kaya yang memiliki anak perempuan cantik bernama Anggraini. Lalu apakah yang akan terjadi di sini? Kita simak saja kisah selanjutnya.

KRISNA

Sudah berhari-hari aku mencari rokok Cemoro Filter, tetapi belum juga ketemu. Wah... sampai di mana aku ini ya? Ah, mungkin aku bisa bertanya pada orang itu. (mendekati seorang perempuan) Maaf, numpang nanya, ini daerah mana ya?

ANGGARAINI

Oh, ini daerah Paranggelung, surganya para pecinta rokok, selamat datang!

KRISNA

Paranggelung?

ANGGRAINI

Ya, betul. Di sinilah rokok Paranggelung Kretek diproduksi. Kamu dari mana?

KRISNA

Oh... saya dari Astina.

ANGGRAINI

Kamu dari Astina penghasil tembakau yang terkenal itu? Wah saya dengar di sana banyak petani tembakau. Saya dengar juga di sana pemandangannya indah sekali. Waah saya ingin sekali ke sana. Oh iya kita belum kenalan, namaku Anggraini, nama kamu siapa?

KRISNA

Aku Krisna.

ANGGRAINI

Senang berkenalan dengan kamu... Ngomong-ngomong, ada keperluan apa kamu datang kemari?

KRISNA

Wah cerintanya panjang.

ANGGRAINI

Wow, panjang? Berapa meter panjangnya? Mungkin ceritanya bisa diperpandek?

 

KRISNA

Sebenarnya aku sedang mencari rokok.

ANGGRAINI

Wah kamu datang di tempat yang sangat tepat. Kamu mencari rokok apa?

KRISNA

Cemoro Filter 13.

ANGGRAINI

Cemoro Filter 13. Saya belum pernah dengar nama rokok itu.

KRISNA

Aku juga bingung, sebenarnya rokok itu untuk temanku.

ANGGRAINI

Oh untuk temanmu ya? Lha temanmu itu mana? (Dengan wajah kelelahan Arjuna datang)

KRISNA

Ini....(menunjuk kepada Arjuna)

ARJUNA

Krisna, syukurlah kamu di sini aku..... (melihat Anggraini, lalu mendekatinya)

Haiiii....... (lalu asyik ngobrol dengan Anggraini)

KRISNA

Kambuh lagi deh gejala playboynya. Kalau sudah begini aku pasti yang menjadi korban. Di suruh ini, di suruh itu, repot deh pokoknya.

ARJUNA

Ehem..ehem... Krisna, tolong belikan aku obat nyamuk aroma sate!

KRISNA

Nah iya kan... uangnya mana?

ARJUNA

Eh, kamu ini bagaimana! Kemarin kan sudah aku kasih uang, kamu mau korupsi ya?

KRISNA

Ngasih uang seribu aja gayanya dah selangit. Nggak bisa kebayang deh kalo nanti udah jadi boss beneran...

 

ARJUNA

Ngomong apa kamu...?! dah sana cepet berangkat!

KRISNA

Iya...Iya..

ARJUNA

Adik Angraini, to the point saja saja ya.. maukah kamu menjadi kekasihku?

ANGGRAINI

Maaf, saya tahu kalau Kakak Arjuna ini baik, romantis, dan rupawan. Saya juga senang bisa berbagi dengan Kakak. Kakak adalah teman ngobrol yang menyenangkan. Tapi sekali lagi mohon maaf, saya sudah punya kekasih.

NARATOR

Maaf mengganggu sebentar. Bukan maksud saya untuk menyensor adegan romantis ini. Tapi saya yakin penonton sudah dapat menebak siapa kekasih Anggraini. Tentunya dia adalah laki-laki yang segagah, setampan, dan seromantis Arjuna. Supaya lebih jelas, saya perkenalkan saja dia. Namanya adalah Ekalaya. Calon direktur utama PT Paranggelung Kretek. Walaupun masih sangat muda, tapi dia sudah punya gagasan-gagasan brilian untuk kemajuan perusahaan. Nah, apakah Arjuna akan menyerah begitu saja dan melepas Anggraini? Lalu apa yang akan dilakukan Ekalaya untuk mempertahankan kekasihnya? Inilah cerita selanjutnya.

(Ekalaya masuk dan mendekati Arjuna dan Anggraini)

EKALAYA

Hai, siapa kamu?

ANGGRAINI

Kakang, ini Kakak Arjuna. Ini Kakang Ekalaya, kekasih saya.

EKALAYA

Anggraini, masuk!

ANGGRAINI

Iya Kakang... (masuk rumah)

ARJUNA

Oh ini kekasih Anggraini!

EKALAYA

Aku Ekalaya, calon direktur utama Paranggelung Kretek dan calon suami Anggraini.

 

ARJUNA

Selama janur kuning belum melengkung, Anggraini masih milik bersama. Kalau kamu memang benar-benar seorang satria, terimalah tantanganku!

EKALAYA

Ekalaya, satria gagah perkasa, sakti mandraguna, tidak akan mundur dari pertempuran. Kalau Ekalaya kalah, aku serahkan Anggraini kepadamu.

ARJUNA

Baiklah, sebagai seorang terpelajar, kita adu kepintaran. Satu kali menjawab harus benar.

EKALAYA

Setuju, Silahkan!

ARJUNA

Ikan apa yang matanya bayaaak sekali?

EKALAYA

Ikan teri satu ember.1-0

ARJUNA

Nyarinya susah, tetapi kalau sudah ketemu langsung dibuang.

EKALAYA

Ngupil dong. 2-0

ARJUNA

Yang kehilangan lega, yang menemukan sebel, apa itu?

EKALAYA

Orang kentut lah... 3-0. Ada lagi

ARJUNA

Aaaah lagi-lagi benar. Sekarang gantian kamu yang ngasih pertanyaan, akan kubalas kekalahanku.

EKALAYA

Oke baiklah, bersiapalah. 5 bebek dikali 2, jadi berapa?

ARJUNA

Pasti sepuluh.

EKALAYA

Salah yang betul Jadi 5, di darat ada 3 di kali ada 2. 4-0

ARJUNA
Oh iya ya?

EKALAYA

Kenapa nyamuk suaranya ngiiiing ngiiing di telinga?

ARJUNA

Karena terbangnya di dekat telinga, kalau di kaki nggak kedengeran.

EKALAYA

Ngawur, karena nyamuk ngisepnya darah. Kalau dia ngisep solar bunyinya bremmm bremmm... 5-0

ARJUNA

Ahhhh gagal lagi!

EKALAYA

Makanan apa yang paling besar?

ARJUNA

Aku tahu... donat satu truk!

EKALAYA

Salaaaaah.. yang betul tahu isi sumedang. 6-0

ARJUNA

Haaah besar banget itu tahu..., tapi bener juga ya???

EKALAYA

Bagaimana Arjuna? Skor kita cukup telak 6-0

ARJUNA

Baiklah Ekalaya, kuakui kamu memang lebih pintar. Aku rela melepas Anggraini... Aku memang tidak pantas untuknya, selamat tinggal Anggraini...

NARATOR

Sebenarnya Angraini sedih kehilangan Arjuna. Tapi apalah daya dia sudah mengikat janji dengan Ekalaya. Dia tidak bisa mengkhianati kekasihnya.

 

 

 

 

ADEGAN IV

Galau itulah kata yang tepat untuk tokoh kita yang satu ini. Perjalanan mencari cinta yang penuh perjuangan. Tapi ada satu amanat yang bisa kita ambil dari cerita ini. Ketika keluar, kita harus punya ilmu pengetahuan yang cukup. Kalau tidak, ya seperti inilah akibatnya. Kali ini tokoh-tokoh kita sudah sampai di kota pelajar Pancala. Di sini Arjuna berusaha untuk instrospeksi diri dan mencoba menghilangkan kegalauannya. Mau tahu bagaimana Arjuna mengatasi kegalauannya? Kita ikuti cerita selanjutnya yuuukkk...

KRISNA
Arjuna, Arjuna, di mana Kamu? (bersama seorang perempuan)

ARJUNA

(murung) Hai Krisna.

KRISNA

Ini kubawakan pesananmu. Oh ya perkenalkan ini Srikandi.

SRIKANDI

Hai Arjuna namaku Srikandi... (mengulurkan tangannya)

ARJUNA

(tidak semangat) Arjuna..

KRISNA

Hai, kamu kenapa, tidak seperti biasanya kamu seperti ini.

ARJUNA

Krisna, sekarang aku sadar bahwa aku ini bukanlah apa-apa, aku hanyalah seorang pecundang.

KRISNA

Kamu tidak boleh berkata seperti itu, kamu harus terus berusaha.

ARJUNA

(agak marah) Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan... Coba kalau kamu jadi aku. Kamu ini siapa?

KRISNA

Arjuna.. kau..(dengan nada tinggi)

SRIKANDI

Sudah, sudahlah kalian jangan bertengkar (memberi isyarat kepada Krisna supaya pergi)

KRISNA

Baiklah aku pergi dulu...

SRIKANDI

Arjuna, aku sudah mendengar semua kisah tentangmu. Cobalah kamu renungkan sejenak, jika kamu terus seperti ini apakah akan menyelesaikan masalah?

ARJUNA

Aku butuh waktu untuk menenangkan diri.

SRIKANDI

Kamu benar. Setiap orang yang bermasalah perlu merenung. Permasalahan akan bisa diselesaikan kalau hati tenang. Lalu sampai kapan kamu akan seperti ini?

ARJUNA

Entahlah...

SRIKANDI

Arjuna, tahukah kamu bagaimana seekor ulat berubah menjadi kupu-kupu yang indah? Dia butuh waktu untuk mengubah wujudnya. Tapi, semua itu ada waktunya. Ada tahap-tahap yang harus dilaluinya.

ARJUNA

Ya, aku tahu itu, tapi kenapa aku selalu gagal?

SRIKANDI

Cobalah kita kembali ke masa lalu ketika masih bayi. Berapa lama waktu untuk belajar berjalan. Berapa kali jatuh bangun. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Kita tahu bahwa kita berhasil karena ada yang pernah gagal.

ARJUNA

Lalu, apa yang harus aku lakukan.

SRIKANDI

Bangkit dan yakinlah bahwa apa yang telah kau peroleh adalah yang terbaik untuk kamu.

ARJUNA

Terimakasih Srikandi, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu.

SRIKANDI

Sudahlah, kita sama-sama belajar... (terdengar suara dua orang memanggil-manggil Srikandi). Oh itu orang tuaku.

GANDAWATI

Srikandi, ke mana saja kamu, kami mencarimu kemana-mana.

 

DRUPADA

Iya, sudah sore begini kok belum pulang?

SRIKANDI

Ayah, ibu, perkenalkan ini Arjuna.

GANDAWATI

Oh jadi, kamu pacaran dengan dia? Ayo pulang belum saatnya kamu pacaran.

DRUPADA

Jangan marah-marah begitu, Bu. Malu kan di lihat orang.

GANDAWATI

Pokoknya sekarang pulang!(menyeret Srikandi)

DRUPADA

(menghampiri Arjuna) Maaf ya Nak Arjuna Ibu Srikandi memang begitu, jangan dimasukkan dalam hati. (Krisna masuk)

KRISNA

Ada apa ini?

ARJUNA

Srikandi, Krisna. Srikandiiiiii......

NARATOR

Lagi-lagi tambah galau. Ketemu dengan kekasih hati tapi tidak direstui orangtua, malang sekali nasib Arjuna. Bagaimana ya perasaan hati Srikandi yang sebenarnya juga menaruh hati kepada Arjuna. Inilah curahan hati Srikandi...


 

ADEGAN V

Demikian tadi curahan hati dari Srikandi. Sungguh sangat mengharukan. Lalu apa yang dilakukan Krisna sebagai sahabat Arjuna menyikapi kejadian ini. Sebagai sahabat yang baik, dia mendatangi rumah Srikandi dan menemui kedua orangtuanya. Apakah yang mereka bicarakan? Kita ikuti kisah selanjutnya, cekidot...

GANDAWATI

Siapa kamu?

KRISNA

Saya Krisna, tante, teman Arjuna.

DRUPADA

Oh, kamu teman Nak Arjuna.

GANDAWATi

Ada urusan apa kamu datang kemari?

KRISNA

Begini Om, Tante, saya datang ke sini untuk menyelesaikan masalah teman saya.

GANDAWATI

Masalah apa bukankah semuanya sudah jelas. Tidak ada yang perlu diributkan lagi kan!?

DRUPADA

Tenang Bu...

GANDAWATI

Pokoknya Srikandi belum boleh pacaran, titik. (meninggalkan ruang)

DRUPADA

Maaf Nak. Maksud Tante itu baik, tapi mungkin dia sedang emosi.

KRISNA

Ya Om, saya juga paham.

DRUPADA

Kalau Om sih setuju-setuju saja Srikandi dekat dengan Arjuna. Om lihat Arjuna itu anak yang baik dan rajin. Kalau boleh Om sarankan, sekarang lanjutkan pendidikan dulu.

KRISNA

Iya Om, saya pikir memang seharusnya begitu. Sebenarnya Arjuna mendapat tugas dari gurunya dan ini yang diberikan oleh gurunya kepada Arjuna. (Krisna mengeluarkan selembar Ijazah dan daftar nilai Ujian dari dalam tas)

DRUPADA

Oh, Nak Arjuna itu dari sekolah satu atap to? Wah ternyata nilainya bagus-bagus, tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang lain.

KRISNA

Menurut Om, sebaiknya Arjuna melanjutkan di mana?

DRUPADA

Om tahu sekolah yang bagus di sini. Om Yakin, Arjuna cocok di sekolah itu.

KRISNA

Wah terimakasih ya Om. Ternyata Anak dan Bapak sama baiknya...

DRUPADA

Ah Nak Krisna bisa aja... Ya udah besok kita daftarkan saja Arjuna di sekolah itu mumpung pendaftarannya belum ditutup.

NARATOR

Begitulah ceritanya. Keesokan harinya Krisna mendaftarkan Arjuna ke sebuah sekolah, diantar oleh ayah Srikandi tentunya. Singkat cerita, inilah hari pertama masuk sekolah.

KRISNA

Bagaiamana Perasaanmu Arjuna.

ARJUNA

Wah terimakasih ya Krisna aku senang sekali. Tak kusangka guru memberikan bekal supaya aku bisa melanjutkan sekolah.

KRISNA

Hai lihat, siapa itu?

ARJUNA

Mana?

KRISNA

Itu, perempuan yang memakai tas biru.

ARJUNA

Srikandi?

SRIKANDI

Hai Krisna, Haii Arjuna..

 

ARJUNA

Kamu sekolah di sini juga?

SRIKANDI

Ya, ayahku bilang sekolah ini bagus.

ARJUNA

Ehm ngomong-ngomong apa nama sekolah ini ya????

SRIKANDI & KRISNA

Selamat datang di SMA CINTA

ARJUNA

Haaaa CINTAAAA... Cinta.....aku dataaaaaang!!!!!

Akhirnya Arjuna menemukan cinta. Cinta sejatinya. Trus bagaimana hubungan Arjuna dengan Srikandi? Yah, penonton pasti bisa menebak bagaimana hubungan mereka selanjutnya. Inilah bentuk kebahagiaan yang dirasakan oleh orang-orang yang terlibat dalam petualangan ini! (Tari-tarian penutup)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar