NASKAH
DRAMA
ARJUNA
MENCARI CINTA
(VERSI
SEKOLAH SATU ATAP)
Para
Pemain:
Arjuna : pria ganteng yang cukup pintar,
dia dikenal sebagai seorang playboy.
Durna : guru Arjuna, memiliki sifat agak pelupa.
Krisna : sahabat dekat arjuna, selalu
menemani Arjuna di mana pun.
Anggraini : gadis cantik yang cukup setia pada
kekasihnya, tinggal di Paranggelung.
Ekalaya : kekasih Anggraini, sangat pintar dan
cerdik.
Srikandi : wanita cantik, baik hati, dan pintar.
Dia tinggal di Pancala.
Gandawati : ibu Srikandi, berwatak tegas.
Drupada : ayah Srikandi, penyabar dan bijaksana.
Cinta : wanita yang bersembunyi di
balik topeng.
ADEGAN I
Diceritakan
Arjuna telah lulus ujian di Sekolah Menengah Pertama Negeri Astina satu atap.
Setelah lulus, dia berpikir keras untuk menentukan langkah terbaik untuk masa
depannya. Dia sering curhat pada sahabatnya Krisna tentang hal itu. Tetapi
nampaknya jawaban-jawaban dari sahabatnya kurang memuaskan hatinya. Hingga
akhirnya, arjuna memutuskan untuk menemui guru spiritualnya Durna. Singkat
cerita dia menemui gurunya di kediamannya. Tanpa Arjuna sadari, sahabatnya
Krisna mengikutinya secara diam-diam.
ARJUNA
Guru,
muridmu telah berhasil menempuh ujian.
DURNA
Bagus,
bagus muridku, kau memang bisa kuandalkan.
ARJUNA
Lalu,
apa yang harus saya lakukan selanjutnya, guru?
DURNA
Muridku,
sekarang kamu harus menerima tugas penting dariku.
ARJUNA
Tugas
apa itu guru?
DURNA
Kamu
harus pergi ke barat.
ARJUNA
Pergi
ke barat?
DURNA
Kamu
harus menuju ke barat untuk mengambil kitab suci.
ARJUNA
Mengambil
kitab suci?
DURNA
Ya,
segeralah laksanakan tugas ini muridku Sun Go Kong!
ARJUNA
Maaf
guru, saya Arjuna bukan Sun Go Kong. (bingung)
DURNA
Lho,
bukannya kamu adalah kera sakti? (ikut bingung)
ARJUNA
Aduuuuh
guru..... kita kan lagi pentas Arjuna Mencari Cinta, bukan kera sakti?
DURNA
Weleh-weleh...
ini pentas drama Arjuna Mencari Cinta to? Waah maafkan gurumu yang sudah pikun ini
ya... guru kan sudah tua.
(lagu
ABG tua)
DURNA
Lho..
lho.. lho aku kok dikatakan ABG tua. Tadi aku kan hanya bilang kalau aku ini
orang tua yang sudah pikun, bukan ABG tua. Dasar operator lagu kurang
ajar...uhuk uhuk (marah-marah pada operator musik kemudian terbatuk-batuk)
ARJUNA
Sabar...
sabar Guru, itu kan hanya lagu. Tidak usah dimasukkan dalam hati. Sebaiknya
guru jangan terpancing emosi.
DURNA
Coba
kalau aku masih muda, kutantang duel kamu!
ARJUNA
Sudahlah
Guru, daripada marah-marah lebih baik pikirkan nasib muridmu ini!
DURNA
Uh
hampir lupa. Begini muridku.... sebelum pergi, bawalah bekal ini. Jagalah
baik-baik, bekal itulah yang akan menuntunmu. (memberikan tas kepada Arjuna)
ARJUNA
Terima
kasih guru. Lalu, apa yang harus aku lakukan?
DURNA
Tugas
kamu adalah mencari cinta.
ARJUNA
CINTA
!!!!??? (terkejut)
DURNA
Ya,
cinta... ha.. ha.. ha.. (menghilang).
ARJUNA
Guru
tunggu.. aku belum mengerti.. tungguuuu... (mencoba mengejar gurunya tetapi
gal, lalu terdiam sejenak) Ahh.. guru menghilang, padahal belum jelas apa yang
harus saya lakukan. (Arjuna mondar-mandir kebingungan sambil berpikir keras).
KRISNA
(bersembunyi
di balik pohon)
ARJUNA
Hmmm...
ada yang aneh.
KRISNA
(bergerak-gerak
di balik pohon)
ARJUNA
Hei,
apa itu?
KRISNA
Pohon!
ARJUNA
Oh,
hanya pohon.
KRISNA
Hi..
hi.. hi.. dia tidak tahu!
ARJUNA
Ya,
aku memang tidak tahu, bingung, dan .... eh siapa itu? Mata-mata kuhajar kau!
(menyeret Krisna dari balik pohon)
KRISNA
Arjuna,
ini aku Krisna.
ARJUNA
Krisna,
apa yang kau lakukan di sini?
KRISNA
Sebenarnya
aku ingin mengajakmu pergi, tapi nampaknya kamu sedang serius berbincang dengan
gurumu. Jadi aku tunggu saja di balik pohon.
ARJUNA
Ya,
begitulah. Aku ke sini untuk minta beberapa petuah dari guruku. Aku bingung
harus melangkah ke mana setelah lulus ujian.
KRISNA
Jadi
apa kata gurumu tadi?
ARJUNA
Itulah
yang aku pikirkan sekarang. Guru memberikan bekal ini kepadaku (menunjukkan tas
kepada Krisna) beliau menyuruhku untuk mencari cinta. Tapi aku bingung cinta
siapa, di mana, apa, bagaimana, kapan, kenapa?
KRISNA
Wah
rumit juga sepertinya.
ARJUNA
Sebagai
sahabatku, apakah kamu punya solusi untuk masalahku ini?
KRISNA
(berpikir
sejenak) Begini saja, kita cari sama-sama. Aku akan menemanimu mencarinya. Aku
yakin, dengan kesungguhan kita akan berhasil menemukannya.
ARJUNA
Tapi,
aku sendiri tidak yakin.
KRISNA
Sudahlah,
hilangkan kebimbanganmu. Kita segera laksanakan tugas dari gurumu.
ARJUNA
(menghela
nafas) Baiklah, terima kasih Krisna, kau memang sahabat sejatiku.
KRISNA
Itulah
gunanya sahabat, sekarang mari kita pulang. Kita siapkan segala sesuatunya.
(pulang)
ADEGAN II
Arjuna
dan Krisna berangkat menunaikan tugas. Sesuai petunjuk buku-buku kuno, mereka
berangkat menuju arah terbitnya matahari. Mereka berangkat membawa tas ransel
yang diberikan oleh Guru Durna kepada Arjuna. Inilah awal petualangan mereka.
ARJUNA
Siap
graaak! Majuu jalan! (Arjuna dan Krisna berjalan seperti tentara yang berbaris)
ARJUNA
(menghentikan langkahnya)
Krisna,
kamu yakin arah yang kita tuju benar?
KRISNA
Jangan
pernah meragukan aku Arjuna. Sebelum aku memutuskan arah perjalanan kita, aku
telah banyak membaca buku-buku dan kitab-kitab di perpustakaan sekolah kita.
ARJUNA
Mudah-mudahan
saja tidak ada rintangan yang menghalangi perjalanan kita.
KRISNA
Tentu
saja, aku berpikir bahwa tugas yang diberikan oleh Guru Durna adalah tugas
mulia.
ARJUNA
Sepertinya
kita butuh istirahat sekarang, lihat ada sebuah pohon besar di sana. Ayo kita
ke sana.
KRISNA
Istirahat
sekarang? (melihat Arjuna dengan heran)
ARJUNA
Iya,
kenapa kamu nampak keheranan? Bukankah kita sudah berjalan cukup jauh?
KRISNA
Capek
deeehh... kita kan baru saja meninggalkan Astina, tuh gapuranya saja masih
kelihatan.
ARJUNA
Aku
pikir kita sudah mendaki gunung dan melewati lembah....
KRISNA
Kamu
ini gagah, ganteng, tapi sayang agak oon.
ARJUNA
He...
he.. maklumlah dulu aku sering bolos sekolah, apalagi kalau lagi musim
tembakau.
KRISNA
Jadi,
bagaimana ini? Kita akan istirahat sekarang?
ARJUNA
Seorang
ksatria tidak akan menarik kata-katanya, sekali istirahat tetap istirahat.
KRISNA
Terserahlah,
kamu kan bossnya.
ARJUNA
Siap
grak! Bubar jalan!
(Krisna
dan Arjuna menuju ke bawah pohon)
Tiba-tiba
seorang perempuan lewat di depan mereka.
ARJUNA
Hei
lihat, ada perempuan cantik. (lalu berdiri mendekati perempuan itu)
KRISNA
Ah
dasar mata keranjang. (duduk bersandar sambil mengibas-ngibaskan topinya)
ARJUNA
Hai
cantik.. namaku Arjuna? Boleh kenalan?
CINTA
Hai,
Arjuna yang ganteng.. boleh dong..
ARJUNA
Buah
manggis enak rasanya, Adik manis siapa namanya?
CINTA
Namaku
Cinta.
ARJUNA
& KRISNA
Haaa...
Cinta? (menari-nari kegirangan)
ARJUNA
Krisna,
tak kusangka begitu mudahnya mendapatkan Cinta.
KRISNA
Tapi
Arjuna, aku masih belum yakin dengan cinta yang ini.
ARJUNA
Belum
yakin bagaimana? Lihat saja dia, begitu sempurna, dia begitu indah, bukankah
begitu Cinta-ku? (mencium tangan Cinta)
KRISNA
Tapi...tapi..
ARJUNA
Sudahlah,
aku sudah yakin dengan apa yang aku dapat. Tentunya guru akan senang aku telah
berhasil mengemban amanatnya.
KRISNA
Pikirkanlah
lagi Arjuna, jangan sampai....
ARJUNA
Cukup!
Sekarang belikan aku rokok, beli rokok merk Cemoro Filter yang isinya 13, kalau
belum dapat, jangan kembali!
KRISNA
(Menghela
napas) Baiklah kalau itu maumu, uangnya?
ARJUNA
Kembaliannya
buat kamu. (memberikan uang Rp 1000, dengan agak dongkol Krisna pergi).
Adik
Cinta, tahukah kau apa yang kurasakan saat ini? Begitu melihat wajahmu, hatiku
terasa terbang di awang-awang. Wajahmu melebihi cantiknya bidadari...
CINTA
Memangnya
Aa’ Arjuna sudah pernah melihat bidadari?
ARJUNA
Hehe..
kalau bertemu langsung belum sih... Tapi aku pernah lihat di iklan TV..
CINTA
Oh...
Iklan deodoran ya..
ARJUNA
He..
he.. iya..
KRISNA
Arjunaa...
tadi kamu pesan rokok apa?
ARJUNA
Ih..
ganggu aja. ROKOK CEMORO FILTER ISI 13.
KRISNA
Ooo
ya..
ARJUNA
Itulah
temanku, pelupa...
By
the way... aku mau menyanyikan sebuah lagu untuk kamu.
CINTA
Ah
‘Aa romantis banget.
ARJUNA
(Menyanyikan
lagu untuk Cinta)
CINTA
Betapa
merdu suaramu, sampai aku tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
ARJUNA
Apa
yang aku nyanyikan adalah ungkapan isi hatiku.
CINTA
Emm..
Aku sungguh bahagia bertemu denganmu. Jujur saja aku merasa nyaman berada di
sampingku, tetapi...
ARJUNA
Tetapi
apa Cinta?
CINTA
Bolehkah
aku berterus terang kepadamu?
ARJUNA
Tentu
saja.
CINTA
Sebenarnya
aku....
ARJUNA
Kamu
kenapa, katakan saja?
CINTA
Dulu
ayah ibuku ingin sekali punya anak perempuan..tapi..
ARJUNA
Tapi...?
CINTA
Aku
adalah LAKI-LAKI... (membuka topengnya)
ARJUNA
Apa...... (Pingsan)
CINTA
Beginilah
cinta, deritanya tiada akhir....
ADEGAN III
Pada
adegan berikut, telah sampailah cerita ini pada sebuah tempat yang terkenal
dengan industri rokoknya. Di sini para petani tembakau menyetorkan hasil
panennya. Di sini banyak sekali pabrik-pabrik rokok besar. Rokok-rokok inilah
yang sering menjadi sponsor utama pertandingan sepak bola. Daerah ini bernama
Paranggelung. Disinilah hidup seorang pengusaha kaya yang memiliki anak
perempuan cantik bernama Anggraini. Lalu apakah yang akan terjadi di sini? Kita
simak saja kisah selanjutnya.
KRISNA
Sudah
berhari-hari aku mencari rokok Cemoro Filter, tetapi belum juga ketemu. Wah...
sampai di mana aku ini ya? Ah, mungkin aku bisa bertanya pada orang itu.
(mendekati seorang perempuan) Maaf, numpang nanya, ini daerah mana ya?
ANGGARAINI
Oh,
ini daerah Paranggelung, surganya para pecinta rokok, selamat datang!
KRISNA
Paranggelung?
ANGGRAINI
Ya,
betul. Di sinilah rokok Paranggelung Kretek diproduksi. Kamu dari mana?
KRISNA
Oh...
saya dari Astina.
ANGGRAINI
Kamu
dari Astina penghasil tembakau yang terkenal itu? Wah saya dengar di sana
banyak petani tembakau. Saya dengar juga di sana pemandangannya indah sekali. Waah
saya ingin sekali ke sana. Oh iya kita belum kenalan, namaku Anggraini, nama kamu
siapa?
KRISNA
Aku
Krisna.
ANGGRAINI
Senang
berkenalan dengan kamu... Ngomong-ngomong, ada keperluan apa kamu datang
kemari?
KRISNA
Wah
cerintanya panjang.
ANGGRAINI
Wow,
panjang? Berapa meter panjangnya? Mungkin ceritanya bisa diperpandek?
KRISNA
Sebenarnya
aku sedang mencari rokok.
ANGGRAINI
Wah
kamu datang di tempat yang sangat tepat. Kamu mencari rokok apa?
KRISNA
Cemoro
Filter 13.
ANGGRAINI
Cemoro
Filter 13. Saya belum pernah dengar nama rokok itu.
KRISNA
Aku
juga bingung, sebenarnya rokok itu untuk temanku.
ANGGRAINI
Oh
untuk temanmu ya? Lha temanmu itu mana? (Dengan wajah kelelahan Arjuna datang)
KRISNA
Ini....(menunjuk
kepada Arjuna)
ARJUNA
Krisna,
syukurlah kamu di sini aku..... (melihat Anggraini, lalu mendekatinya)
Haiiii.......
(lalu asyik ngobrol dengan Anggraini)
KRISNA
Kambuh
lagi deh gejala playboynya. Kalau sudah begini aku pasti yang menjadi korban.
Di suruh ini, di suruh itu, repot deh pokoknya.
ARJUNA
Ehem..ehem...
Krisna, tolong belikan aku obat nyamuk aroma sate!
KRISNA
Nah
iya kan... uangnya mana?
ARJUNA
Eh,
kamu ini bagaimana! Kemarin kan sudah aku kasih uang, kamu mau korupsi ya?
KRISNA
Ngasih
uang seribu aja gayanya dah selangit. Nggak bisa kebayang deh kalo nanti udah
jadi boss beneran...
ARJUNA
Ngomong
apa kamu...?! dah sana cepet berangkat!
KRISNA
Iya...Iya..
ARJUNA
Adik
Angraini, to the point saja saja ya.. maukah kamu menjadi kekasihku?
ANGGRAINI
Maaf,
saya tahu kalau Kakak Arjuna ini baik, romantis, dan rupawan. Saya juga senang
bisa berbagi dengan Kakak. Kakak adalah teman ngobrol yang menyenangkan. Tapi
sekali lagi mohon maaf, saya sudah punya kekasih.
NARATOR
Maaf
mengganggu sebentar. Bukan maksud saya untuk menyensor adegan romantis ini.
Tapi saya yakin penonton sudah dapat menebak siapa kekasih Anggraini. Tentunya
dia adalah laki-laki yang segagah, setampan, dan seromantis Arjuna. Supaya
lebih jelas, saya perkenalkan saja dia. Namanya adalah Ekalaya. Calon direktur
utama PT Paranggelung Kretek. Walaupun masih sangat muda, tapi dia sudah punya
gagasan-gagasan brilian untuk kemajuan perusahaan. Nah, apakah Arjuna akan
menyerah begitu saja dan melepas Anggraini? Lalu apa yang akan dilakukan
Ekalaya untuk mempertahankan kekasihnya? Inilah cerita selanjutnya.
(Ekalaya
masuk dan mendekati Arjuna dan Anggraini)
EKALAYA
Hai,
siapa kamu?
ANGGRAINI
Kakang,
ini Kakak Arjuna. Ini Kakang Ekalaya, kekasih saya.
EKALAYA
Anggraini,
masuk!
ANGGRAINI
Iya
Kakang... (masuk rumah)
ARJUNA
Oh
ini kekasih Anggraini!
EKALAYA
Aku
Ekalaya, calon direktur utama Paranggelung Kretek dan calon suami Anggraini.
ARJUNA
Selama
janur kuning belum melengkung, Anggraini masih milik bersama. Kalau kamu memang
benar-benar seorang satria, terimalah tantanganku!
EKALAYA
Ekalaya,
satria gagah perkasa, sakti mandraguna, tidak akan mundur dari pertempuran.
Kalau Ekalaya kalah, aku serahkan Anggraini kepadamu.
ARJUNA
Baiklah,
sebagai seorang terpelajar, kita adu kepintaran. Satu kali menjawab harus
benar.
EKALAYA
Setuju,
Silahkan!
ARJUNA
Ikan
apa yang matanya bayaaak sekali?
EKALAYA
Ikan
teri satu ember.1-0
ARJUNA
Nyarinya
susah, tetapi kalau sudah ketemu langsung dibuang.
EKALAYA
Ngupil
dong. 2-0
ARJUNA
Yang
kehilangan lega, yang menemukan sebel, apa itu?
EKALAYA
Orang
kentut lah... 3-0. Ada lagi
ARJUNA
Aaaah
lagi-lagi benar. Sekarang gantian kamu yang ngasih pertanyaan, akan kubalas
kekalahanku.
EKALAYA
Oke
baiklah, bersiapalah. 5 bebek dikali 2, jadi berapa?
ARJUNA
Pasti
sepuluh.
EKALAYA
Salah
yang betul Jadi 5, di darat ada 3 di kali ada 2. 4-0
ARJUNA
Oh iya ya?
EKALAYA
Kenapa
nyamuk suaranya ngiiiing ngiiing di telinga?
ARJUNA
Karena
terbangnya di dekat telinga, kalau di kaki nggak kedengeran.
EKALAYA
Ngawur,
karena nyamuk ngisepnya darah. Kalau dia ngisep solar bunyinya bremmm bremmm...
5-0
ARJUNA
Ahhhh
gagal lagi!
EKALAYA
Makanan
apa yang paling besar?
ARJUNA
Aku
tahu... donat satu truk!
EKALAYA
Salaaaaah..
yang betul tahu isi sumedang. 6-0
ARJUNA
Haaah
besar banget itu tahu..., tapi bener juga ya???
EKALAYA
Bagaimana
Arjuna? Skor kita cukup telak 6-0
ARJUNA
Baiklah
Ekalaya, kuakui kamu memang lebih pintar. Aku rela melepas Anggraini... Aku
memang tidak pantas untuknya, selamat tinggal Anggraini...
NARATOR
Sebenarnya
Angraini sedih kehilangan Arjuna. Tapi apalah daya dia sudah mengikat janji
dengan Ekalaya. Dia tidak bisa mengkhianati kekasihnya.
ADEGAN IV
Galau
itulah kata yang tepat untuk tokoh kita yang satu ini. Perjalanan mencari cinta
yang penuh perjuangan. Tapi ada satu amanat yang bisa kita ambil dari cerita
ini. Ketika keluar, kita harus punya ilmu pengetahuan yang cukup. Kalau tidak,
ya seperti inilah akibatnya. Kali ini tokoh-tokoh kita sudah sampai di kota
pelajar Pancala. Di sini Arjuna berusaha untuk instrospeksi diri dan mencoba
menghilangkan kegalauannya. Mau tahu bagaimana Arjuna mengatasi kegalauannya?
Kita ikuti cerita selanjutnya yuuukkk...
KRISNA
Arjuna, Arjuna, di mana Kamu? (bersama seorang perempuan)
ARJUNA
(murung)
Hai Krisna.
KRISNA
Ini
kubawakan pesananmu. Oh ya perkenalkan ini Srikandi.
SRIKANDI
Hai
Arjuna namaku Srikandi... (mengulurkan tangannya)
ARJUNA
(tidak
semangat) Arjuna..
KRISNA
Hai,
kamu kenapa, tidak seperti biasanya kamu seperti ini.
ARJUNA
Krisna,
sekarang aku sadar bahwa aku ini bukanlah apa-apa, aku hanyalah seorang
pecundang.
KRISNA
Kamu
tidak boleh berkata seperti itu, kamu harus terus berusaha.
ARJUNA
(agak
marah) Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan... Coba kalau kamu jadi aku. Kamu
ini siapa?
KRISNA
Arjuna..
kau..(dengan nada tinggi)
SRIKANDI
Sudah,
sudahlah kalian jangan bertengkar (memberi isyarat kepada Krisna supaya pergi)
KRISNA
Baiklah
aku pergi dulu...
SRIKANDI
Arjuna,
aku sudah mendengar semua kisah tentangmu. Cobalah kamu renungkan sejenak, jika
kamu terus seperti ini apakah akan menyelesaikan masalah?
ARJUNA
Aku
butuh waktu untuk menenangkan diri.
SRIKANDI
Kamu
benar. Setiap orang yang bermasalah perlu merenung. Permasalahan akan bisa
diselesaikan kalau hati tenang. Lalu sampai kapan kamu akan seperti ini?
ARJUNA
Entahlah...
SRIKANDI
Arjuna,
tahukah kamu bagaimana seekor ulat berubah menjadi kupu-kupu yang indah? Dia
butuh waktu untuk mengubah wujudnya. Tapi, semua itu ada waktunya. Ada
tahap-tahap yang harus dilaluinya.
ARJUNA
Ya,
aku tahu itu, tapi kenapa aku selalu gagal?
SRIKANDI
Cobalah
kita kembali ke masa lalu ketika masih bayi. Berapa lama waktu untuk belajar
berjalan. Berapa kali jatuh bangun. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Kita
tahu bahwa kita berhasil karena ada yang pernah gagal.
ARJUNA
Lalu,
apa yang harus aku lakukan.
SRIKANDI
Bangkit
dan yakinlah bahwa apa yang telah kau peroleh adalah yang terbaik untuk kamu.
ARJUNA
Terimakasih
Srikandi, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu.
SRIKANDI
Sudahlah,
kita sama-sama belajar... (terdengar suara dua orang memanggil-manggil
Srikandi). Oh itu orang tuaku.
GANDAWATI
Srikandi,
ke mana saja kamu, kami mencarimu kemana-mana.
DRUPADA
Iya,
sudah sore begini kok belum pulang?
SRIKANDI
Ayah,
ibu, perkenalkan ini Arjuna.
GANDAWATI
Oh
jadi, kamu pacaran dengan dia? Ayo pulang belum saatnya kamu pacaran.
DRUPADA
Jangan
marah-marah begitu, Bu. Malu kan di lihat orang.
GANDAWATI
Pokoknya
sekarang pulang!(menyeret Srikandi)
DRUPADA
(menghampiri
Arjuna) Maaf ya Nak Arjuna Ibu Srikandi memang begitu, jangan dimasukkan dalam
hati. (Krisna masuk)
KRISNA
Ada
apa ini?
ARJUNA
Srikandi,
Krisna. Srikandiiiiii......
NARATOR
Lagi-lagi
tambah galau. Ketemu dengan kekasih hati tapi tidak direstui orangtua, malang
sekali nasib Arjuna. Bagaimana ya perasaan hati Srikandi yang sebenarnya juga
menaruh hati kepada Arjuna. Inilah curahan hati Srikandi...
ADEGAN V
Demikian
tadi curahan hati dari Srikandi. Sungguh sangat mengharukan. Lalu apa yang
dilakukan Krisna sebagai sahabat Arjuna menyikapi kejadian ini. Sebagai sahabat
yang baik, dia mendatangi rumah Srikandi dan menemui kedua orangtuanya. Apakah
yang mereka bicarakan? Kita ikuti kisah selanjutnya, cekidot...
GANDAWATI
Siapa
kamu?
KRISNA
Saya
Krisna, tante, teman Arjuna.
DRUPADA
Oh,
kamu teman Nak Arjuna.
GANDAWATi
Ada
urusan apa kamu datang kemari?
KRISNA
Begini
Om, Tante, saya datang ke sini untuk menyelesaikan masalah teman saya.
GANDAWATI
Masalah
apa bukankah semuanya sudah jelas. Tidak ada yang perlu diributkan lagi kan!?
DRUPADA
Tenang
Bu...
GANDAWATI
Pokoknya
Srikandi belum boleh pacaran, titik. (meninggalkan ruang)
DRUPADA
Maaf
Nak. Maksud Tante itu baik, tapi mungkin dia sedang emosi.
KRISNA
Ya
Om, saya juga paham.
DRUPADA
Kalau
Om sih setuju-setuju saja Srikandi dekat dengan Arjuna. Om lihat Arjuna itu
anak yang baik dan rajin. Kalau boleh Om sarankan, sekarang lanjutkan
pendidikan dulu.
KRISNA
Iya
Om, saya pikir memang seharusnya begitu. Sebenarnya Arjuna mendapat tugas dari
gurunya dan ini yang diberikan oleh gurunya kepada Arjuna. (Krisna mengeluarkan
selembar Ijazah dan daftar nilai Ujian dari dalam tas)
DRUPADA
Oh,
Nak Arjuna itu dari sekolah satu atap to? Wah ternyata nilainya bagus-bagus,
tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang lain.
KRISNA
Menurut
Om, sebaiknya Arjuna melanjutkan di mana?
DRUPADA
Om
tahu sekolah yang bagus di sini. Om Yakin, Arjuna cocok di sekolah itu.
KRISNA
Wah
terimakasih ya Om. Ternyata Anak dan Bapak sama baiknya...
DRUPADA
Ah
Nak Krisna bisa aja... Ya udah besok kita daftarkan saja Arjuna di sekolah itu
mumpung pendaftarannya belum ditutup.
NARATOR
Begitulah
ceritanya. Keesokan harinya Krisna mendaftarkan Arjuna ke sebuah sekolah,
diantar oleh ayah Srikandi tentunya. Singkat cerita, inilah hari pertama masuk
sekolah.
KRISNA
Bagaiamana
Perasaanmu Arjuna.
ARJUNA
Wah
terimakasih ya Krisna aku senang sekali. Tak kusangka guru memberikan bekal
supaya aku bisa melanjutkan sekolah.
KRISNA
Hai
lihat, siapa itu?
ARJUNA
Mana?
KRISNA
Itu,
perempuan yang memakai tas biru.
ARJUNA
Srikandi?
SRIKANDI
Hai
Krisna, Haii Arjuna..
ARJUNA
Kamu
sekolah di sini juga?
SRIKANDI
Ya,
ayahku bilang sekolah ini bagus.
ARJUNA
Ehm
ngomong-ngomong apa nama sekolah ini ya????
SRIKANDI
& KRISNA
Selamat
datang di SMA CINTA
ARJUNA
Haaaa
CINTAAAA... Cinta.....aku dataaaaaang!!!!!
Akhirnya
Arjuna menemukan cinta. Cinta sejatinya. Trus bagaimana hubungan Arjuna dengan
Srikandi? Yah, penonton pasti bisa menebak bagaimana hubungan mereka
selanjutnya. Inilah bentuk kebahagiaan yang dirasakan oleh orang-orang yang
terlibat dalam petualangan ini! (Tari-tarian
penutup)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar